Hal-hal yang Harus Dihindari dalam Kehidupan Sosial
Hal-hal yang Harus Dihindari dalam
Kehidupan Sosial
Manusia adalah makhluk sosial. Seberapapun tertutupnya orang tersebut,
ia pasti tetap membutuhkan peran dari orang lain. Manusia tidak dapat
hidup tanpa adanya bantuan orang lain. Meski ia telah terbiasa hidup
mandiri, tak dapat dipungkiri bahwa ia pasti akan tetap membutuhkan
peran orang lain di dalam hidupnya. Seberapa pintarpun seseorang, pasti
ada beberapa hal yang tidak dikuasainya. Itulah sebabnya mengapa manusia
di dunia ini pasti saling membutuhkan.
Dalam kehidupan sosial, ada aturan-aturan tidak tertulis
yang—seharusnya—diketahui oleh orang-orang yang ingin sukses dalam
kehidupan sosialnya. Berikut ini adalah hal-hal yang harus kita hindari
dalam kehidupan sosial.
1. Menilai terlalu cepat
Biasanya, orang baru dalam suatu lingkungan akan mendapatkan perhatian
dari orang-orang lama dalam lingkungan tersebut. Orang-orang lama
biasanya penasaran terhadap orang baru yang muncul ke dalam
lingkungannya. Tidak jarang, ketika seseorang penasaran, ia berusaha
mencari tahu tentang orang baru tersebut—entah bagaimana caranya. Dalam
hal ini, biasanya seseorang “terlalu cepat menilai”. Ada semacam
perkiraan “Kayaknya dia sok pinter deh”, “Kayaknya dia sok cantik deh”,
“Kayaknya dia sombong deh”. Pemikiran seperti itulah yang harus kita
hindari. Mengapa kita bisa sedemikian cepatnya menilai seseorang yang
bahkan baru kita kenal dalam hitungan bulan—bahkan hari? Kenal
setahun-dua tahun saja tidak menjamin kita bisa benar-benar mengenal
seseorang, apalagi hanya dalam hitungan bulan.
2. Terkecoh dengan media sosial
Zaman sekarang siapa sih yang tidak punya akun media sosial? Hampir
setiap orang punya. Cara paling mudah untuk “ngepoin” orang ya dari
media sosialnya. Dari mana lagi? Kalau tanya ke temannya, takutnya nanti
ketahuan kepo. Ya nggak? Nah, hal yang harus kita ingat selalu adalah
media sosial tidak selalu mencerminkan penggunanya seratus persen. Coba
kita pikir, apakah mungkin seseorang mengumbar segala hal yang ada dalam
hidupnya ke akun media sosialnya? Sepertinya tidak. Kalaupun iya,
paling hanya beberapa. Seseorang cenderung memilah-milah apa yang ingin
dia sampaikan ke khalayak di akun media sosialnya. Orang seringkali
menilai orang lain hanya dari dunia maya—ini terlalu dangkal.
3. Manis di depan, pait di belakang (?)
Nah, ini dia. Berapa banyak orang yang bersikap manis di depan tapi di
belakang menertawakan atau bahkan menghujat? Mungkin ada pernyataan
bahwa “Kita harus sopan terhadap siapapun, bahkan terhadap orang yang
kita tidak suka”. Iya, pendapat itu benar, dengan catatan: “Kita juga
harus sopan di belakang—tidak hanya di depan”. Percuma beramah-tamah dan
bersopan-ria di depan tetapi di belakang menertawakan atau bahkan
menghujat. Kalau memang tidak suka, ya sudah, cukup kamu dan Tuhan yang
tahu. Orang-orang yang lain tidak perlu kamu pengaruhi untuk tidak suka
juga. Membicarakan aib teman sendiri di depan teman-teman yang lain itu
tindakan yang cukup kejam lho. Tidak ada manusia yang sempurna. Kamu
sendiri apakah mau diperlakukan seperti itu—diperlakukan manis di depan
tetapi di belakang kamu dihujat?
4. Berbuat pamrih
Berapa banyak orang yang berbuat baik bukan karena memang benar-benar
ingin berbuat baik tetapi hanya ingin “dianggap baik”?. Bedakan antara
“ingin berbuat baik” dan “ingin dianggap baik”. Ingin berbuat baik
berarti tulus dari hati memang kamu ingin berbuat baik terhadap orang
lain. Ingin dianggap baik berarti kamu berbuat baik bukan karena
ketulusan dari dalam hatimu, melainkan adanya keinginan untuk dianggap
baik oleh orang lain. Yuk, kita renungkan kembali, apakah selama ini
kita berbuat baik karena benar-benar ingin berbuat baik atau hanya
karena ingin dianggap baik?
5. Iri melihat teman sendiri berhasil
Melihat ada teman yang berhasil kok malah iri? Harusnya ikut seneng
dong. Adanya teman yang berhasil seharusnya jadi motivasi untuk diri
sendiri. Mungkin ada banyak orang yang tidak sadar bahwa dirinya iri.
Ciri-ciri iri paling sederhana adalah kamu selalu mengkritik temanmu
yang berhasil. Mengapa harus begitu? Mengapa tidak terima melihat
kebahagiaan orang lain? Jangan sampai kita merasa diri kita paling hebat
sampai-sampai tidak terima kalau melihat ada orang lain yang lebih
berhasil daripada kita.
Itulah hal-hal yang harus kita hindari dalam kehidupan sosial. Semoga bisa menjadi bahan cerminan untuk kita semua
0 komentar