Alasan Burung Garuda Jadi Lambang Negara Indonesia
Alasan Burung Garuda Jadi Lambang Negara Indonesia
Dalam Kitab Mahabharata pada bagian pertama yaitu
Adiparwa diceritakan bahwa Garuda adalah sosok yang rela berkorban mengeluarkan
ibunya dari penderitaan, di ibaratkan seperti pemuda bangsa yang rela
mati-matian mengusir penjajah untuk menyelamatkan Ibu Pertiwi Indonesia. Dan
dia juga menghormati ayahnya, dilambangkan sebagai angkasa. Ibunya dilambangkan
wanita, tanah tempat kita selalu berpijak. Garuda merupakan kendaraan (wahana) Wishnu tampil
di berbagai candi kuno di Indonesia, seperti Prambanan, Mendut, Sojiwan, Penataran,
Belahan, Sukuh danCetho dalam bentuk relief atau arca.
Dalam banyak ceritanya Garuda melambangkan kebajikan, pengetahuan, kekuatan,
keberanian, kesetiaan, dan disiplin. Sebagai kendaraan Wishnu, Garuda juga
memiliki sifat Wishnu sebagai pemelihara dan penjaga tatanan alam semesta.
Dalam tradisi Bali Garuda dimuliakan sebagai "Tuan
segala makhluk yang dapat terbang" dan "Raja agung para burung".
Sebenarnya rupa Garuda yang sekarang berbeda dengan Garuda di cerita-cerita di
Bali, dimana Garuda digambarkan sebagai makhluk yang memiliki kepala, paruh,
sayap, dan cakar elang, tetapi memiliki tubuh dan lengan manusia. SetelahPerang
Kemerdekaan Indonesia 1945-1949, disusul pengakuan kedaulatan Indonesia
oleh Belanda melalui Konferensi Meja Bundar pada tahun 1949,
dirasakan perlunya Indonesia (saat itu Republik Indonesia Serikat)
memilikilambang negara. Tanggal 10 Januari 1950
dibentuklah Panitia Teknis dengan nama Panitia Lencana Negara di bawah koordinator
Menteri Negara Zonder Porto Folio Sultan Hamid II (Syarif Abdul Hamid
Alkadrie) yang bertugas menyeleksi usulan rancangan lambang negara untuk
dipilih dan diajukan kepada pemerintah.
Kemudian
dalam buku “Bung Hatta Menjawab” diceritakan bahwa Menteri Priyono melaksanakan
sayembara untuk memilih Lambang Negara Indonesia. Kemudian terpilihlah dua
rancangan terbaik, yaitu karya Sultan Hamid II dan karya M Yamin. Pada proses
selanjutnya yang diterima pemerintah dan DPR adalah rancangan Sultan Hamid II.
Setelahnya perancang (Sultan Hamid II) banyak melakukan diskusi dengan Presiden
RIS (Soekarno) dan Perdana Menteri (Mohammad Hatta) serta mendapat beberapa
masukan dari Partai Masyumi, sehingga banyak terjadi perubahan dalam
rancangan Lambang Negara Indonesia. Berikut ini adalah foto-foto perkembangan
rancangan sampai menjadi seperti sekarang :
|
||
|
AG
Pringgodigdo dalam bukunya "Sekitar Pancasila" terbitan Dep Hankam,
Pusat Sejarah ABRI menyebutkan, rancangan lambang negara karya Sultan Hamid II
akhirnya diresmikan pemakaiannya dalam Sidang Kabinet RIS. Ketika itu gambar
bentuk kepala Rajawali Garuda Pancasila masih "Gundul" dan
"tidak berjambul" seperti bentuk sekarang ini. Presiden Soekarno
kemudian untuk pertama kalinya memperkenalkan lambang negara itu kepada
khalayak umum di Hotel Des Indes Jakarta pada tanggal 15 februari 1950. Namun
belum selesai disitu atas masukan Presiden Soekarno penyempurnaan kembali
lambang negara itu terus diupayakan. Kepala burung Rajawali Garuda Pancasila
yang "Gundul" menjadi "berjambul" dilakukan. Bentuk cakar
kaki yang mencengkram pita dari semula menghadap ke belakang menjadi menghadap
ke depan juga diperbaiki, Dan akhirmya pada tanggal 20
Maret 1940 bentuk final gambar lambang negara yang telah diperbaiki mendapat
disposisi Presiden Soekarno, yang kemudian memerintahkan pelukis istana,
Dullah, untuk melukis kembali rancangan tersebut sesuai bentuk final rancangan
Sultan Hamid II.
0 komentar