Pandangan Progresivisme Tentang Pendidikan

By 07.23

Pandangan Progresivisme Tentang Pendidikan





Dalam aspek ontologis progresivisme bukan merupakan suatu aliran filsafat yang berdiri sendiri, melainkan merupakan aliran suatu gerakan dan perkumpulan yang didirikan tahun 1918. Selama 20 tahun menjadi gerakan yang sangat kuat di Amerika Serikat banyak guru yang meragukan terhadap gerakan ini. Aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak benar di masa mendatang. Pendidikan harus terpusat pada anak bukannya memfokuskan pada guru atau bidang muatan. Progresivisme mempunyai konsep yang didasari oleh pengetahuan dan kepercayaan bahwa manusia itu mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi dan mengatasi masalah- masalah yang bersifat menekan atau mengancam adanya manusia itu sendiri. Progresivisme merupakan pendidikan yang berpusat pada siswa dan memberi penekanan lebih besar pada kreativitas, aktivitas, belajar  “naturalistik”, hasil belajar “dunia nyata” dan juga pengalaman teman sebaya Aliran progesivisme telah memberikan sumbangan yang besar di dunia pendidikan saat ini. Aliran ini telah meletakkan dasar-dasar kemerdekaan dan kebebasan kepada anak didik. Anak didik diberikan kebaikan, baik secara fisik maupun cara berpikir, guna mengembangkan bakat dan kemampuan yang terpendam dalam dirinya tanpa terhambat oleh rintangan yang dibuat oleh orang lain. Pada abad 19 dan 20 tokoh-tokoh yang terkenal banyak yang berasal dari amerika, namun yang lebih terkenal adalah Jhon Dewey. John Dewey adalah seorang profesor di universitas Chicago dan Columbia (Amerika). Teori Dewey tentang sekolah adalah "Progressivisme" yang lebih menekankan pada anak didik dan minatnya daripada mata pelajarannya sendiri. Maka muncullah "Child Centered Curiculum", dan "Child Centered School". Dewey tidak hanya berpengaruh dalam kalangan ahli filsafat profesional, akan tetapi juga karena perkembangan idenya yang fundamental dalam bidang ekonomi, hukum, antropologi, teori politik dan ilmu jiwa. Dia adalah juru bicara yang sangat terkenal di Amerika Serikat dari cara-cara kehidupan demokratis. Diantara karya-karya Dewey yang dianggap penting adalah Freedom and Cultural, Art and Experience, The Quest of Certainty Human Nature and Conduct (1922), Experience and Nature (1925), dan yang paling fenomenal adalah Democracy and Education(1916).
Dalam segi epistemologis aliran filsafat progresivisme ini adalah gerakan pendidikan yang mengutamakan penyelenggaraan pendidikan disekolah berpusat pada anak (child centered), Artinya seorang pendidik harus benar-benar memberikan didikannya kepada peserta didik agar tercapai semua tujuan pendidikan nasional itu. Dan untuk mencapai itu semua seorang pendidik ataupun lembaga pendidikan harus benar-benar memberikan pelayanan yang baik untuk peserta didik dengan pengembangan kurukulum dan metode pengajarannya.Progresivisme menghendaki pendidikan yang pada hakikatnya progresif. progresivisme dalam pendidikan adalan bagian dari gerakan revormasi umum social-politik yang menandai kehidupan Amerika. Progresivisme sebagai sebuah teori muncul sebagai bentuk reaksi terhadap pendidikan tradisional yang menekankan metode-metode formal pengajaran, belajar mental (kejiwaan), dan suasana klasik peradaban barat. Menurut progresivisme proses pendidikan memiliki dua segi, yaitu psikologis dan sosiologis. Dari segi psikologis, pendidik harus dapat mengetahui tenaga-tenaga atau daya-daya yang ada pada anak didik yang akan di kembangkan. Psikologinya seperti yang berpangaruh di Amerika, yaitu psikologi dari aliran Behaviorisme dan Pregmatisme. Dari segi sosiologis, pendidik harus mengetahui kemana tenaga-tenaga itu harus dibimbingnya. Dewey mengatakan tenaga-tenaga itu harus diabdikan pada masyarakat atau kehidupan social, jadi mempunyai tujuan social. Maka pendidikan adalah proses social dan sekolah adalah suatu lembaga sosial. John Dewey memandang bahwa pendidikan sebagai proses dan sosialisasi. Maksudnya sebagai proses pertumbuhan anak didik dapat mengambil kejadian-kejadian dari pengalaman lingkungan sekitarnya. Maka dari itu, dinding pemisah antara sekolah dan masyarakat perlu dihapuskan, sebab belajar yang baik tidak cukup di sekolah saja.
Dengan demikian, sekolah yang ideal adalah sekolah yang isi pendidikannya berintegrasi dengan lingkungan sekitar. Karena sekolah adalah bagian dari masyarakat. Dan untuk itu, sekolah harus dapat mengupyakan pelestarian karakteristik atau kekhasan lingkungan sekolah sekitar atau daerah di mana sekolah itu berada. Untuk dapat melestarikan usaha ini, sekolah harus menyajikan program pendidikan yang dapat memberikan wawasan kepada anak didik tentang apa yang menjadi karakteristik atau kekhususan daerah itu. Untuk itulah, fisafat progesivisme menghendaki sis pendidikan dengan bentuk belajar “sekolah sambil berbuat” atau learning by doing.
Aksiologis progresivisme dimana pendidikan itu terpusat kepada anak dan pembelajarannya tidak hanya di sekolah saja melainkan terpusat dan berpedoman di lingkungan. Oleh karena itu tujuan keseluruhan pendidikan adalah melatih anak agar kelak dapat bekerja, bekerja secara sistematis, mencintai kerja, dan bekerja dengan otak dan hati. Mereka berupaya mengembangkan kurikulum dan metode pengajaran yang berpangkal pada kebutuhan, kepentingan, dan inisiatif subjek didik. Metode pendidikan yang biasa mereka pergunakan diantaranya adalah; Metode Pendidikan Aktif, Metode Memonitor Kegiatan Belajar, Metode Penelitian Ilmiah, Pemerintahan Pelajar, Kerjasama Sekolah Dengan Keluarga, Sekolah Sebagai Laboratorium Pembaharuan. Mereka menganut prinsip pendidikan perpusat pada anak (child-centered). Guru dalam melakukan tugasnya mempunyai peranan sebagai Motivator, Fasilitator, dan Konselor.

Aliran progesivisme telah memberikan sumbangan yang besar di dunia pendidikan saat ini. Aliran ini telah meletakkan dasar-dasar kemerdekaan dan kebebasan kepada anak didik. Anak didik diberikan kebaikan baik secara fisik maupun cara berpikir, guna mengembangkan bakat dan kemampuan yang terpendam dalam diri peserta didik tanpa terhambat oleh rintangan yang dibuat oleh orang lain. Oleh karena itu, filsafat progesivisme tidak menyetujui pendidikan yang otoriter. Aliran progressivisme dalam dunia pendidikan sangat berperan penting, karena pandangan ini berpendapat bahwa pendidikan itu tidak hanya terfokus satu tujuan saja, tetapi harus melihat dari segi pencapaian pendidikan itu. Di dalam pendidikan pendidik dalam pembelajaran harus terpusat kepada peserta didiknya, mendidiknya harus benar-benar. Aliran progressivisme ini memberikan pengertian bahwa akal dan kecerdasan anak didik harus dikembangkan dengan baik. Perlu diketahui pula bahwa sekolah tidak hanya berfungsi sebagai pemindahan pengetahuan (transfer of knowledge), melainkan juga berfungsi sebagai pemindahan nilai - nilai (transfer of value), sehingga anak menjadi terampil dan berintelektual baik secara fisik maupun psikis. Itulah sekilas pandangan aliran filsafat progresivisme tentang pendidikan dimana pendidikan itu harus terpusat kepada anak didiknya, dan pemberian pembelajarannya mengaitkan lingkungan sebagai sumber belajar agar peserta didik lebih berpikiran luas dan dapat mengembangkan bakatnya.

You Might Also Like

0 komentar