Pandangan Progresivisme Tentang Pendidikan
Pandangan Progresivisme Tentang Pendidikan
Dalam aspek ontologis progresivisme
bukan merupakan suatu aliran filsafat yang berdiri sendiri, melainkan
merupakan aliran suatu gerakan dan perkumpulan yang didirikan tahun 1918.
Selama 20 tahun menjadi gerakan yang sangat kuat di Amerika Serikat banyak guru
yang meragukan terhadap
gerakan ini. Aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini
mungkin tidak benar di masa mendatang. Pendidikan harus terpusat pada anak
bukannya memfokuskan pada guru atau bidang muatan. Progresivisme mempunyai
konsep yang didasari oleh pengetahuan dan kepercayaan bahwa manusia itu
mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi dan mengatasi masalah- masalah
yang bersifat menekan atau mengancam adanya manusia itu sendiri. Progresivisme merupakan
pendidikan yang berpusat pada siswa dan memberi penekanan lebih besar pada
kreativitas, aktivitas, belajar “naturalistik”,
hasil belajar “dunia nyata” dan juga pengalaman teman sebaya Aliran
progesivisme telah memberikan sumbangan yang besar di dunia pendidikan saat
ini. Aliran ini telah meletakkan dasar-dasar kemerdekaan dan kebebasan kepada
anak didik. Anak didik diberikan kebaikan, baik secara fisik maupun cara
berpikir, guna mengembangkan bakat dan kemampuan yang terpendam dalam dirinya
tanpa terhambat oleh rintangan yang dibuat oleh orang lain. Pada abad 19 dan
20 tokoh-tokoh yang terkenal banyak yang berasal dari amerika, namun yang lebih
terkenal adalah Jhon Dewey. John Dewey adalah seorang profesor di
universitas Chicago dan Columbia (Amerika). Teori Dewey tentang sekolah adalah
"Progressivisme" yang
lebih menekankan pada anak didik dan minatnya daripada mata pelajarannya
sendiri. Maka muncullah "Child Centered Curiculum", dan "Child
Centered School".
Dewey tidak
hanya berpengaruh dalam kalangan ahli filsafat profesional, akan tetapi juga
karena perkembangan idenya yang fundamental dalam bidang ekonomi, hukum,
antropologi, teori politik dan ilmu jiwa. Dia adalah juru bicara yang sangat
terkenal di Amerika Serikat dari cara-cara kehidupan demokratis. Diantara
karya-karya Dewey yang dianggap penting adalah Freedom and Cultural, Art and
Experience, The Quest of Certainty Human Nature and Conduct (1922), Experience
and Nature (1925), dan yang paling fenomenal adalah Democracy and
Education(1916).
Dalam segi epistemologis aliran filsafat progresivisme ini adalah gerakan
pendidikan yang mengutamakan penyelenggaraan pendidikan disekolah berpusat pada
anak (child centered), Artinya
seorang pendidik harus benar-benar memberikan didikannya kepada peserta didik
agar tercapai semua tujuan pendidikan nasional itu. Dan untuk mencapai itu
semua seorang pendidik ataupun lembaga pendidikan harus benar-benar memberikan
pelayanan yang baik untuk peserta didik dengan pengembangan kurukulum dan
metode pengajarannya.Progresivisme menghendaki pendidikan yang pada hakikatnya
progresif. progresivisme
dalam pendidikan adalan bagian dari gerakan revormasi umum social-politik yang
menandai kehidupan Amerika. Progresivisme sebagai sebuah teori muncul sebagai
bentuk reaksi terhadap pendidikan tradisional yang menekankan metode-metode
formal pengajaran, belajar mental (kejiwaan), dan suasana klasik peradaban
barat. Menurut progresivisme proses pendidikan memiliki dua segi, yaitu
psikologis dan sosiologis. Dari segi psikologis, pendidik harus dapat
mengetahui tenaga-tenaga atau daya-daya yang ada pada anak didik yang akan di
kembangkan. Psikologinya seperti yang berpangaruh di Amerika, yaitu psikologi
dari aliran Behaviorisme dan Pregmatisme. Dari segi sosiologis, pendidik harus
mengetahui kemana tenaga-tenaga itu harus dibimbingnya. Dewey mengatakan tenaga-tenaga itu harus diabdikan pada
masyarakat atau kehidupan social, jadi mempunyai tujuan social. Maka pendidikan
adalah proses social dan sekolah adalah suatu lembaga sosial. John Dewey
memandang bahwa pendidikan sebagai proses dan sosialisasi. Maksudnya
sebagai proses pertumbuhan anak didik dapat mengambil kejadian-kejadian dari
pengalaman lingkungan sekitarnya. Maka dari itu, dinding pemisah antara sekolah
dan masyarakat perlu dihapuskan, sebab belajar yang baik tidak cukup di sekolah
saja.
Dengan demikian, sekolah yang ideal
adalah sekolah yang isi pendidikannya berintegrasi dengan lingkungan sekitar.
Karena sekolah adalah bagian dari masyarakat. Dan untuk itu, sekolah harus
dapat mengupyakan pelestarian karakteristik atau kekhasan lingkungan sekolah
sekitar atau daerah di mana sekolah itu berada. Untuk dapat melestarikan usaha
ini, sekolah harus menyajikan program pendidikan yang dapat memberikan wawasan
kepada anak didik tentang apa yang menjadi karakteristik atau kekhususan daerah
itu. Untuk itulah, fisafat progesivisme menghendaki sis pendidikan dengan
bentuk belajar “sekolah sambil berbuat” atau learning by doing.
Aksiologis progresivisme dimana pendidikan itu terpusat
kepada anak dan pembelajarannya tidak hanya di sekolah saja melainkan terpusat
dan berpedoman di lingkungan. Oleh karena itu tujuan
keseluruhan pendidikan adalah melatih anak agar kelak dapat bekerja, bekerja
secara sistematis, mencintai kerja, dan bekerja dengan otak dan hati. Mereka
berupaya mengembangkan kurikulum dan metode pengajaran yang berpangkal pada
kebutuhan, kepentingan, dan inisiatif subjek didik. Metode pendidikan yang
biasa mereka pergunakan diantaranya adalah; Metode Pendidikan Aktif, Metode
Memonitor Kegiatan Belajar, Metode Penelitian Ilmiah, Pemerintahan Pelajar,
Kerjasama Sekolah Dengan Keluarga, Sekolah Sebagai Laboratorium Pembaharuan.
Mereka menganut prinsip pendidikan perpusat pada anak (child-centered). Guru
dalam melakukan tugasnya mempunyai peranan sebagai Motivator, Fasilitator, dan
Konselor.
Aliran progesivisme telah memberikan sumbangan yang besar di dunia
pendidikan saat ini. Aliran ini telah meletakkan dasar-dasar kemerdekaan dan
kebebasan kepada anak didik. Anak didik diberikan kebaikan baik secara fisik
maupun cara berpikir, guna mengembangkan bakat dan kemampuan yang terpendam
dalam diri
peserta didik tanpa terhambat
oleh rintangan yang dibuat oleh orang lain. Oleh karena
itu, filsafat progesivisme tidak menyetujui pendidikan yang otoriter. Aliran progressivisme dalam dunia pendidikan sangat berperan
penting, karena pandangan ini berpendapat bahwa pendidikan itu tidak hanya
terfokus satu tujuan saja, tetapi harus melihat dari segi pencapaian pendidikan
itu. Di dalam pendidikan pendidik dalam pembelajaran harus terpusat kepada
peserta didiknya, mendidiknya harus benar-benar. Aliran progressivisme ini
memberikan pengertian bahwa akal dan kecerdasan anak didik harus dikembangkan
dengan baik. Perlu diketahui pula bahwa sekolah tidak hanya berfungsi sebagai
pemindahan pengetahuan (transfer of knowledge), melainkan juga berfungsi
sebagai pemindahan nilai - nilai (transfer of value), sehingga anak
menjadi terampil dan berintelektual baik secara fisik maupun psikis. Itulah
sekilas pandangan aliran filsafat progresivisme tentang pendidikan dimana
pendidikan itu harus terpusat kepada anak didiknya, dan pemberian
pembelajarannya mengaitkan lingkungan sebagai sumber belajar agar peserta didik
lebih berpikiran luas dan dapat mengembangkan bakatnya.
0 komentar