15 Cara Mengambil Hati Dosen untuk Mendapat Nilai A
15 Cara Mengambil Hati Dosen untuk
Mendapat Nilai A
Nilai
A adalah dambaan setiap insan mahasiswa di seluruh belahan dunia
(tentunya bagi kampus yang menggunakan sistem penilaian A,B,C,D,E).
Sekedar informasi, di Jerman menggunakan sistem penilaian yang lain,
yaitu 1 – 5. Sedangkan di Belanda menggunakan sistem penilai 1 – 10.
Di
Jerman, nilai 1,0 – 1,3 justru sangat bagus (sehr gut); 1,7 – 2,0 – 2,3
bagus (gut); 2,7 – 3,0 – 3,3 memuaskan (befriedigend ); 3,7 – 4,0 cukup
(ausreichend); > 4,0 Kurang/tidak lulus. Jadi (misalnya) kalau dapat
nilai 1,3 dari dosennya, maka pantaslah si mahasiswa untuk sujud
syukur. Semakin tinggi nilai di Jerman, semakin mengakibatkan mahasiswa
jadi sedih.
Sedangkan
di negara tetangganya, yaitu Belanda, mereka menggunakan sistem
penilaian 1 – 10. Berbeda dengan di Jerman, semakin tinggi nilai
mahasiswa di Belanda maka semakin bagus. Nilai 7 atau 8 sudah membuat si
mahasiswa lega luar biasa, karena nilai 9 – 10 jarang dikucurkan oleh
dosen. Sedangkan nilai 1 – 3 juga sudah jarang muncul.
Untuk mendapatkan nilai terbaik, maka syarat utamanya harus BELAJAR SEBAIK MUNGKIN … No doubt, tak diragukan lagi.
Namun sebagai seorang mahasiswa kamu harus memahami bahwa ada sisi-sisi lain, selain belajar, yang ‘somehow’ mempengaruhi suasana kebatinan dosen di saat-saat memutuskan sebuah nilai akhir bagi mahasiswanya.
Nah,
sisi-sisi lain inilah yang harus dipahami oleh para mahasiswa, untuk
memaksimalkan kemungkinan munculnya nilai A di transkrip dan KHS. Artikel
ini ditulis dengan merangkum dari berbagai hasil diskusi dengan
beberapa dosen, baik dari Perguruan Tinggi Negeri maupun Perguruan
Tinggi Swasta di Indonesia. Silahkan disimak baik-baik, untuk menambah
koleksi nilai A dalam transkripmu.
1. Dosen juga manusia, punya ke-khas-an masing-masing, dan pahami kurikulum.
Pahamilah bahwa, a) Dosen juga manusia, punya kekurangan dan punya kelebihan, dengan berbagai karakter yang berbeda-beda, dan, b) Konsep kurikulum modern telah bergeser menuju pembentukan soft-skill,
dan meninggalkan paradigma lama yang hanya menitikberatkan pada aspek
kognitif (IPK setinggi-tingginya namun mengorbankan soft-skill).
Nah, sekarang mulai paham kan, dosen akan lebih mudah diambil hatinya
ketika mahasiswa juga mampu menunjukkan kapasitas soft-skill yang baik.
Tapi ingat, ada beberapa mata kuliah yang kadar pembentukan
soft-skill-nya tinggi, dan ada mata kuliah yang betul-betul dibanjiri
oleh teori dan rumus.
2. Baca-baca dulu materi kuliah sebelum kuliah dimulai, jangan selalu ingin “disuapin” dosen.
Jangan ‘maju perang’ dengan kondisi nol, alias jangan masuk kelas dengan kondisi “I have no idea about the learning materials”.
Prinsipnya, jangan berharap ‘disuapin’ sama dosen ketika kuliah di
kelas. Kamu harus bisa ‘makan sendiri’ dan ‘cari makan’ secara cerdas
dan mandiri.
Paling tidak, pahamilah garis besar alur materi perkuliahan. Salah satu teknik yang bisa kamu lakukan adalah:
a) Pahami maksud dan tujuan mata kuliah,
b) Pahami alur atau daftar isi buku/diktat/materi kuliah,
c) Baca buku/diktat dari chapter ke chapter secara umum,
d)
Buatlah coret-coretan tentang alur dan materi pokok per chapter (Ingat:
Ketika tangan, mata dan otak bekerja bersama-sama maka hasilnya akan
lebih dahsyat), coretan-coretan kamu harus menghasilkan sebuah map atau
peta besar alur materi dan apa hubungan masing-masing di dalamnya. Maka,
kamu akan bisa “melihat” dengan jelas, seperti apa mata kuliah yang
diambil.
e)
Kemudian baru memulai membaca detil materi per chapter yang akan
menjadi bahan kuliah yang akan datang. Yup, kalau kamu sudah paham
materi kuliahnya, maka kuliah di kelas akan terasa sangat mengasyikkan.
Kamu akan lebih clear melihat masa depan yang cerah melalui perkuliahan
yang kamu ikuti. Asyik kan ….!
3. Rajin bertanya kepada kakak kelas, dan menggali informasi dari mereka.
Rajin-rajinlah
bertanya kepada mereka, seperti apa sih karakter masing-masing dosen.
Dekatilah kakak-kakak kelas kamu yang pasti sudah lebih berpengalaman
tentang karakter dosen-dosenmu. Misalnya, bagaimana caranya memberi
nilai, apakah hanya menitikberatkan ujian akhir, atau sangat
proporsional dengan menghargai keaktifan diskusi di kelas, kualitas
laporan, kualitas presentasi, kehadiran dan sebagainya. Lalu, karakter
soal ujian apakah kerapkali closed book atau open book. Kamudian,
tanyakan kepada kakak kelas, soal-soal apa saja yang keluar pada
semester-semester yang lalu. Dan, jawaban-jawaban seperti apa yang
memuaskan hati masing-masing dosen. Dengan mengetahui karakter-karakter
tersebut, maka kamu akan lebih awaredan siap dengan medan perjuangan.
4. Siapkan pertanyaan sebelum kuliah.
Inilah
pentingnya membaca dulu materinya sebelum kuliah dimulai, dan
bertanyalah ketika dipersilakan bertanya. Jangan diam saja ketika dosen
berkata, “Ada pertanyaan?” Di sinilah ‘seni’nya. Banyak dosen yang
sebenarnya tidak berharap kelasnya hening tanpa aktifitas dinamis. Jadi,
kalau sampai kelas jadi hening, sebetulnya akan tercetak dalam
persepsinya, “Ah, tidak ada mahasiswa yang istimewa, ternyata.” Maka,
dosen akan semakin sulit diambil hatinya. Silakan baca artikel Trik Dosen Menghidupkan Kelas sebagai referensi tambahan.
5. Angkat tangan, dan bertanyalah ketika dibuka sesi pertanyaan.
Berlatihlah
cara bertanya yang elegan. Kalau terlalu sering bertanya hal-hal yang
tidak substantif, dosen pasti akan bertanya-tanya dalam hatinya, “Ini
kayaknya mau mengambil hati dosennya …” Ucapkan dengan jelas, dan
langsung pada inti pertanyaannya.
6. Tidak harus sering-sering duduk paling depan di kelas.
Apalagi
kalau kehadiran kamu ternyata mampu menghidupkan dinamika kelompok
“mahasiswa duduk di belakang” (MDDB). Sehingga mereka tidak
terangguk-angguk terbawa kantuk. Kehadiranmu justru membuat mata mereka
jadi melek karena mahasiswa yang duduk di sampingnya membawa perhatian
dan mata dosen ke melayang bangku-bangku di kelompok belakang. Tetapi,
di dalam kelas berukuran besar, duduk di bagian belakang juga bersiko
yaitu tidak jelas mendengarkan suara dosen, tampilan proyektor
(PowerPoint) sulit terlihat dari belakang, dan suara anda kamu
harus lebih keras ketika bertanya.
7. Jangan sekali-sekali titip tanda tangan absensi kehadiran.
Ketika
kamu tidak bisa hadir/masuk kuliah, jangan sekali-sekali melakukan hal
ini. Ingat, kejujuran (meski sepahit apapun) akan berujung pada kebaikan
dalam kehidupan kita. Kalau sampai ketahuan oleh dosen, maka rusaklah
susu sebelanga hanya gara-gara nila setitik. Hati sang dosen akan sangat
kecewa oleh kebohongan mahasiswanya. Dan hati yang retak terkadang
sulit disembuhkan.
8. Jangan hobi “copy-paste” PR atau laporan teman.
Ini
juga tentang masalah kejujuran, mirip dengan No.7. Kerjasama dengan
teman ketika mengerjakan PR sudah menjadi hal yang lumrah. Namun kalau
sampai hasil pekerjaannya sama ‘plek’, maka ini bisa menjadi
permasalahan bagi mahasiswa.
9. Penuhi syarat minimal jumlah kehadiran.
Kalau tidak terpaksa jangan sampai membolos. Biasanya syarat minimal kehadiran adalah 75%, untuk mengikuti Ujian Ahir Semester.
10. Gunakan beberapa warna (ballpoint, spidol, stabilo, pensil warna, dan sebagainya).
Jadi,
dalam setiap pengerjaan PR, laporan dan ujian tengah semester serta
ujian akhir, jangan segan-segan menggunakan berbagai warna. Terutama
untuk menambah penjelasan dan penguatan pada jawaban kamu. Tapi ingat,
jangan terlalu mengarah kepada penggunaan warna-warni seperti anak TK.
Yakin saja, dosen akan sangat menghargai kreatifitas yang kamu miliki.
11. Matikan HP, atau silent mode selama perkuliahan berlangsung.
Ketahuilah
bahwa dosen akan sangat terganggu dengan suara dering HP di
tengah-tengah perkuliahannya. Meski kadang ia juga kerap lupa mematikan
HP-nya. Bila kamu lupa mematikan HP, dan ternyata ada panggilan di
tengah perkuliahan, maka segera matikan dan langsung meminta maaf kepada
dosen. Dosenpun juga sebaiknya meminta maaf kepada mahasiswa apabila
lupa mematikan HP-nya.
12. Melatih kemampuan presentasi.
Untuk
bisa tampil hebat ketika berbicara di depan banyak orang memang
membutuhkan waktu dan praktek berkali-kali. Harap ingat! Targetnya
adalah kemampuan soft-skill mahasiswa, tidak hanya sebatas kemampuan
kognitif. Nah, salah satu parameter yang paling umum digunakan para
dosen adalah dengan mengamati performa mahasiwa ketika presentasi dan
diskusi di depan kelas. Bacalah artikel-artikel dibawah ini untuk
menambah wawasan anda tentang bagaimana tampil cemerlang dalam
presentasi anda, serta bagaimana memahami yang tentang tuntutan
soft-skill di dunia kerja: Teknik Jitu Memulai Presentasi Sukses dan Wahai Pengejar IPK Tinggi serta Wahai Pengejar IPK Tinggi Jilid 2
13. Aktif dalam sesi diskusi presentasi mahasiswa.
Bertanyalah
kepada temanmu yang presentasi di depan kelas dengan cara-cara yang
elegan dan substantif. Jangan sampai menyerang temanmu dengan pertanyaan
mematikan.
14. Hindari ngobrol dengan teman selama perkuliahan berlangsung.
Harap
diketahui, pandangan mata dosen bisa dengan mudah menyapu di setiap
sudut kelas. Jadi, bisa dengan cepat melihat ada beberapa mahasiswa yang
sedang mengobrol sendiri ketika dosen berbicara di depan kelas. Nah,
kejadian seperti ini bila berlangsung berkali-kali bisa membuat dosen
cepat ‘bete’. Ada sebagian dosen yang langsung menegur, dan ada pula
yang malas menegur serta memendam perasaan saja.
15. Jadilah ketua kelas.
Bagi
kamu yang mau dengan suka rela mengurusi orang lain, tanpa pamrih
tertentu, maka inilah makna praktek pendidikan soft-skill yang paling
mendasar. Lakukanlah dengan semangat Do The Best. Maka kebaikanmu akan mempengaruhi persepsi personal dosen terhadapmu.
Oke, silakan dipraktekkan tips ini. Dan harus diingat selalu, jangan
datang terlambat masuk kuliah, apalagi lebih dari 15 menit. Semoga
sukses meraih nilai A.
0 komentar