Aliran Esensialisme
Aliran Esensialisme
1.
Aliran Esensialisme
A.
Hakikat dan Prinsip Esensialisme
Filsafat Esensialisme adalah pendidikan yang
didasarkan pada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awak peradaban umat
manusia. Esensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada
nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama yang memberikan kestabilan
dan nilai-nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas.
Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa
prinsp-prinsip Esensialisme adalah :
Esesialisme berakar pada ungkapn realisme
objektif dan idealisme objektif yang
modern, yaitu alam semesta diatur oleh hokum alam sehingga tugas manusia
memahami hokum alam adalah dalam rangka penyesuaian diri dan pengelolaannya.
Sasaran pendidikan adalah mengenalkan siswa
pada karakter alam dan warisan budaya. Pendidikan harus dibangun atas
nilai-nilai yang kukuh, tetap dan stabil.
Nilai kebenaran bersifat korespondensi,
berhubungan antara gagasan fakta secara objektif.
Bersifat konservatif ( pelestarian budaya )
dengan merfleksikan humanisme klasik yang berkembang pada zaman renaissance.
2.
Aliran Perenialisme
A.
Tempat Asal Aliran Perenialisme Dikembangkan
Di zaman kehidupan modern ini banyak
menimbulkan krisis diberbagai bidang kehidupan manusia, terutama dalam bidang
pendidikan. Untuk mengembalikan keadaan krisis ini, maka perenialisme
memberikan jalan keluar yaitu berupa kembali kepada kebudayaan masa lampau yang
dianggap cukup ideal dan teruji ketangguhannya. Untuk itulah pendidikan harus
lebih banyak mengarahkan pusat perhatiannya kepada kebudayaan ideal yang telah
teruji dan tangguh.
Jelaslah bila dikatakan bahwa pendidikan yang
ada sekarang ini perlu kembali kepada masa lampau, karena dengan mengembalikan
keadaan masa lampau ini,kebudayaan yang dianggap krisis ini dapat teratasi
melalui perenialisme karena ia dapat mengarahkan pusat perhatiannya pada
pendidikan zaman dahulu dengan sekarang. Perenialisme memandang pendidikan
sebagai jalan kembali atau proses mengembalikan keadaan sekarang. Perenialisme
memberikan sumbangan yang berpengaruh baik teori maupun peraktek bagi
kebudayaan dan pendidikan zaman sekarang.
Dari pendapat ini sangatlah tepat jika
dikatakan bahwa perenialisme memandang pendidikan itu sebagai jalan kembali
yaitu sebagai suatu proses mengembalikan kebudayaan sekarang ( zaman modern )
ini terutama pendidikan zaman sekarang ini perlu dikembalikan ke masa lampau .
Perenialisme merupakan aliran filsafat yang
susunannya mempunyai kesatuan, dimana susunannya itu merupakan hasil pikiran yang
memberikan kemungkinan bagi seseorang untuk bersikap tegas dan lurus. Karena
itulah perenialisme berpendapat bahwa mencari dan menemukan arah tujuan yang
jelas merupakan tugas yang utama dari filsafat khususnya filsafat pendidikan .
Setelah perenialisme menjadi terdesak karena
perkembangan politik industri yang cukup berat timbullah usaha untuk bangkit
kembali, dan perenialisme berharap agar manusia kini dapat memahami ide dan
cita filsafatnya yang menganggap filsafat sebagai suatu azas yang komprehensif
perenialisme dalam makna filsafat sebagai satu pandangan hidup yang berdasarkan
pada sumber kebudayaan dan hasil-hasilnya.
B.
Tokoh-Tokoh Aliran Perenialisme
1.
Aristoteles
Filsafat perenialisme terkenal dengan bahasa
latinnya Philosofhia Perenis. Pendiri utama dari aliran filsafat ini adalah
Aristoteles sendiri, kemudian didukung dan dilanjutkan St. Thomas Aquinas
sebagai pemburu dan reformer utama dalam abad ke-13.
Perenialisme memandang bahwa
kepercayaan-kepercayaan aksiomatis zaman kuno dan abad pertengahan perlu
dijadikan dasar penyusunan konsep filsafat dan pendidikan zaman sekarang. Sikap
ini bukanlah nostalgia ( rindu akan hal-hal yang sudah lampau semata-mata )
tetapi telah berdasarkan keyakinan bahwa kepercayaan-kepercayaan tersebut berguna
bagi abad sekarang.
Jika sikap untuk kembali kemasa lampau itu
merupakan konsep bagi perenialisme dimana pendidikan yang ada sekarang ini
perlu kembali kemasa lampau dengan berdasarkan keyakinan bahwa kepercayaan itu
berguna bagi abad sekarang ini.
C.
Pandangan Perenialisme Dan Penerapanya Dibidang Pendidikan
Ilmu pengetahuan merupakan filsafat yang
tertinggi menurut perenialisme, karena dengan ilmu pengetahuanlah seseorang
dapat berpikir secara induktif yang bersifat analisa. Jadi dengan berpikir maka
kebenaran itu akan dapat dihasilkan melalui akal pikiran. Menurut epistimologi
thomisme sebagian besarnya berpusat pada pengolahan tenaga logika pada pikiran
manusia. Apabila pikiran itu bermula dalam keadaan potensialitas, maka dia
dapat dipergunakan untuk menampilkan tenaganya secara penuh.
Jadi epistimologi dari perenialisme, harus
memiliki pengetahuan tentang pengertian dari kebenaran yang sesuai dengan
realita hakiki, yang dibuktikan dengan kebenaran yang ada pada diri sendiri
dengan menggunakan tenaga pada logika melalui hukum berpikir metode deduksi,
yang merupakan metode filsafat yang menghasilkan kebenaran hakiki.
Dengan pengetahuan, bahan penerangan yang
cukup, orang akan mampu mengenal faktor-faktor dengan pertautannya
masing-masing memahami problema yang perlu diselesaikan dan berusaha untuk
mengadakan penyelesaian masalahnya. Dengan demikian ia telah mampu
mengembangkan suatu paham.
Anak didik yang diharapkan menurut
perenialisme adalah mampu mengenal dan mengembangkan karya-karya yang menjadi
landasan pengembangan disiplin mental. Karya-karya ini merupakan buah pikiran
tokoh-tokoh besar dimasa lampau. Berbagai buah pikiran mereka yang oleh zaman
telah dicatat menonjol dalam bidang-bidang seperti bahasa dan sastra, sejarah,
filsafat, politik, ekonomi, matematika, ilmu pengetahuan alam dan lain-lainnya,
telah banyak yang mampu memberikan ilmunisasi zaman yang sudah lampau.
Dengan mengetahui tulisan yang berupa pikiran
dari para ahli yang terkenal tersebut, yang sesuai dengan bidangnya maka anak
didik akan mempunyai dua keuntungan yakni :
1.
Anak akan mengetahui apa yang terjadi pada masa lampau yang telah
dipikirkan oleh orang-orang besar.
2.
Mereka telah memikirkan peristiwa-peristiwa dan karya-karya tokoh
tersebut untuk diri sendiri dan sebagai bahan pertimbangan ( reverensi ) zaman
sekarang.
Jelaslah bahwa dengan mengetahui dan
mengembangkan karya-karya buah pikiran para ahli tersebut pada masa lampau,
maka anak-anak didik dapat mengetahui bagaimana pemikiran para ahli tersebut pada
masa lampau, maka anak-anak didik dapat mengetahui bagaimana peristiwa pada
masa lampau tersebut sehingga dapat berguna bagi mereka sendiri, dan sebagai
bahan pertimbangan pemikiran mereka pada zaman sekarang ini. Hal inilah yang
sesuai dengan aliran filsafat perenialisme tersebut.
Tugas utama pendidikan adalah mempersiapkan
anak didik kearah kemasakan. Masak dalam arti hidup akalnya. Jadi akal inilah
yang perlu mendapat tuntunan ke arah kemasakan tersebut. Sekolah rendah
memberiakn pendidikan dan pengetahuan serba dasar. Dengan pengetahuan yang
tradisional seperti membaca, menulis dan berhitung anak didik memperoleh dasar
penting bagi pengetahuan-pengetahuan yang lain.
Sekolah sebagai tempat utama dalam pendidikan yang mempersiapkan anak didik ke arah kemasakan melalui akalnya dengan memberikan pengetahuan. Sedangkan sebagai tugas utama dalam pendidikan adalah guru-guru, di mana tugas pendidikanlah yang memberikan pendidikan dan pengajaran ( pengetahuan ) kepada anak didik. Faktor keberhasilan anak dalam akalnya sangat tergantung kepada guru, dalam arti orang yang telah mendidik dan mengajarkan.
0 komentar