Ontologi filsafat

By 06.06

Ontologi filsafat membicarakan hakikat filsafat, yaitu apa pengetahuan filsafat itu sebenarnya. Struktur filsafat dibahas juga disini. Yang dimaksud struktur filsafat disini ialah cabang-cabang filsafat serta isi (yaitu teori) dalam setiap cabang itu. Yang dibicarakan disini hanyalah cabang-cabang saja, itupun hanya sebagian. Dalam hakikat pengetahuan filsafat, Hatta mengatakan bahwa pengertian filsafat lebih baik tidak dibicarakan lebih dulu, nanti bila orang telah banyak mempelajari filsafat orang itu akan mengerti dengan sendirinya apa filsafat itu (Hatta, Alam Pikiran Yunani, 1966, I:3). Langeveld juga berpendapat seperti itu. Katanya, setelah orang berfilsafat sendiri, barulah ia maklum apa filsafat itu, makin dalam ia berfilsafat akan semakin mengerti ia apa filsafat itu (Langeveld, Menuju ke Pemikiran Filsafat, 1961:9). Filsafat terdiri atas tiga cabang besar yaitu: ontologi, epistimologi, dan aksiologi. Ketiga cabang itu sebenarnya merupakan satu kesatuan :
-          Ontologi membicarakan hakikat (segala sesuatu), ini berupa pengetahuan tentang hakikat segala sesuatu.
-          Epistimologi membicarakan cara memperoleh pengetahuan itu.
-          Aksiologi membicarakan guna pengetahuan itu.
Ontologi mencakup banyak sekali filsafat, mungkin semua filsafat masuk disini, misalnya Logika, Metafisika, Kosmologi, Teologi, Antropologi, Etika, Estetika, Filsafat Pendidikan, Filsafat Hukum dan lain-lain.
Epistimologi hanya mencakup satu bidang saja yang disebut epistimologi yang membicarakan cara memperoleh pengetahuan filsafat. Ini berlaku bagi setiap cabang filsafat. Sedangkan Aksiologi hanya mencakup satu bidang filsafat yaitu aksiologi yang membicarakan guna pengetahuan filsafat. Ini berlaku bagi semua cabang filsafat. Inilah kerangka struktur filsafat. Pengetahuan filsafat ialah pengetahuan yang logis tidak empiris. Pernyataan ini menjelaskan bahwa ukuran kebenaran filsafat itu ialah logis tidaknya pengetahuan itu. Bila logis berarti benar dan bila tidak logis berarti salah. Ada hal yang patut diingat. Kita tidak boleh menuntut bukti empiris untuk membuktukan kebenaran filsafat. Pengetahuan filsafat ialah pengetahuan yang logis dan tidak empiris. Bila logis dan tidak empiris itu adalah pengetahuan sains. Kebenaran teori filsafat ditentukan oleh logis dan tidaknya teori itu. Ukuran logis dan tidaknya tersebut akan terlihat pada argumen yang menghasilkan kesimpulan teori itu.
Ontologi Pengetahuan Filsafat
Ontologi filsafat membicarakan hakikat filsafat, yaitu apa pengetahuan filsafat itu sebenarnya. Struktur filsafat dibahas juga disini. Yang dimaksud struktur filsafat disini ialah cabang-cabang filsafat serta isi (yaitu teori) dalam setiap cabang itu. Yang dibicarakan disini hanyalah cabang-cabang saja, itupun hanya sebagian. Teori dalam setiap cabang tentu sangat banyak dan itu tidak dibicarakan disini. Struktur dalam arti cabang-cabang filsafat sering juga disebut sistematika filsafat. Ontologi merupakan salah satu di antara lapangan penyelidikan kefilsafatan yang paling kuno. Jadi ontology adalah the theory of being qua being (teori tentang keberadaan sebagai keberadaan). Sedangkan Noeng Muhadjir dalam bukunya Filsafat ilmu mengatakan, ontology membahas tentang yang ada,yang tidak terikat oleh satu perwujudan tertentu. Ontologi membahas tentang yang ada yang universal, menampilkan pemikiran semesta universal. Ontologi berusaha mencari inti yang termuat dalam setiap kenyataan, menurut istilah, ontology ialh ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan ultimate reality baik yang berbentuk jasmani/konkret mauun rohani/abstrak.
Ontologi filsafat
 
 membicarakan hakikat filsafat, yaitu apa pengetahuan filsafat itu sebenarnya. Struktur filsafat dibahas juga disini. Yang dimaksud struktur filsafat disini ialah cabang-cabang filsafat serta isi (yaitu teori) dalam setiap cabang itu. Yang dibicarakan disini hanyalah cabang-cabang saja, itupun hanya sebagian. Teori dalam setiap cabang tentu sangat banyak dan itu tidak dibicarakan disini. Struktur dalam arti cabang-cabang filsafat sering juga disebut sistematika filsafat.
Di dalam pemahaman ontology dapat diketemukan pandangan-pandangan pokok pemikiran sebagai berikut:
1.      Monoisme
Paham ini menganggap bahwa hakikat yang asal dari selruh kenyataan itu hanyalah satu saja, tidak mungkin dua. Haruslah satu hakikat saja  sebagai sumber yang asal, baik yang asal beupa rohani. Tidak mungkin ada hakikat masing-masing bebas dan berdiri sendiri.
2.      Dualisme
Pandangan ini mengatakan bahwa hakikat itu ada dua. Aliran ini disebut dualism. Aliran ini berpendapat bahwa benda terdiri dari dua macam hakikat sebagai asal sumbernya.
3.        Pluralisme
Paha mini berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan. Pluralisme bertolak dari keseluruhan dan mengakui bahwa segenap macam bentuk itu semuanya nyata.
4.         Nihilisme
Nihilisme berasal dari bahasa latin yang berarti nothing atau tidak ada. Sebuah doktrin yang tidak mengakui validitas alternative yang positif.
5.       Agnostisisme
Paham ini mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakikat benda. Baik hakikat materi maupun hakikat rohani. Timbulnya alirqan ini dikarenakan belum dapatnya orang mengenal dan mampu menerangkan secara konkret akan adanya kenyataan yang berdiri sendiri dan dapat kita kenal.

You Might Also Like

0 komentar