RAHASIA MENJADI GURU IDAMAN

By 08.41


“Betapa bahagianya menjadi seorang guru yang tampil penuh kharisma dihadapan siswanya. Sosok guru yang selalu dirindukan kedatangannya, diamnya disegani, tutur katanya ditaati,  dan kepergiannya ditangisi.”


Beberapa hari sebelum mengajar, saya menyiapkan semua peralatan yang akan dipakai untuk mengajar besok, dari mulai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, materi ajar, dan media pembelajaran yang sudah saya buat dari jauh-jauh hari. Tak bisa dipungkiri saya sangat degdegan mengingat besok akan mengajar karena ini pertama kalinya saya benar-benar mengajar seharian full 4 kali pertemuan pada kelas 6B dengan menggunakan kurikulum 2013. Tapi kemudian saya berpikir ini adalah cara pengenalan untuk merasakan menjadi guru. Bagaimana menjadi guru sesungguhnya? Saat ini masih jadi “guru-guruan” juga masih harus banyak belajar.

Saat ini, terbentang dalam pikiran saya bagaimana menjadi guru sesungguhnya, terlebih lagi sudah ada seseorang yang mendampingi dan ada buah hati? Terbayang jelas, harus membangunkan suami, anak, kemudian menyiapkan keperluan, membereskan rumah, memasak, memandikan anak, menyiapkan kebutuhan anak ke sekolah. Saya yang  masih mengurusi badan sendiri saja masih belum bisa seperti mereka. Ini masih berada dalam Mata Kuliah  Strategi Pembelajaran rasanya semeraut mengatur waktu antara kuliah dan organisasi, dan pada titik akhir, sekali lagi saya kagum kepada para guru yang sudah berkeluarga dan masih tulus mengabdikan diri untuk mendidik anak di sekolah salah satunya adalah Ibu Yayah selaku wali kelas 6B yang menjadi panutan saya.

Oke, dan bahagianya saat  ini saya bisa menyampaikan kisah beberapa hari yang telah saya lalui di SD Negeri Cipocok Jaya 1. Alhamdulillah, sejauh hari yang saya lalui sungguh membahagiakan dapat sering berceloteh dengan anak-anak setiap harinya, sungguh membahagiakan. Entah, apa yang membuat kelas 6B begitu sering menanyakan “Kapan ibu, ke kelas saya lagi?” tak hanya satu orang banyak yang mengatakanya dan sungguh, lantunan syukur saya haturkan kepada pemilik cinta, karena peluh dan jarak yang lumayan menguras tenaga bisa terobati.

Baik, mungkin masih ada yang bertanya-tanya termasuk saya juga. Apa sih mengajar itu? Bagaimana caranya? dan apa pengaruhnya bagi siswa? dan apa bisa membuat siswa menanti nanti mata pelajaran anda? Baik, Para pembaca kali ini para calon guru kan? atau iseng? atau sudah menjadi guru? Tepat sekali jika membaca artikel saya ini. Kali ini saya menuliskan tentang pengalaman saya setelah beberapa kali mengajar di SD Negeri Cipocok Jaya 1 pada kelas 6B dan dipadukan dengan beberapa sumber yang saya baca.

Guru

Menurut Undang - undang No. 14 tahun 2005 Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Mengajar merupakan salah satu komponen dari kompetensi-kempetensi guru. Guru dituntut dapat memberi pelayanan terbaik untuk mengajar peserta didik. Dalam implementasinya, guru memiliki peran penting dalam upaya menanamkan pengetahuan kepada siswa dengan cara-cara yang kreatif dan inovatif. Metode pengajaran memang sangat bervariasi, namun seiring perkembangan zaman, metode pengajaran harus dikembangkan dan harus selalu up to date.

Jiwa Seni dan Hypnoteaching

Mengapa dalam artikel yang sederhana ini saya beri judul rahasia menjadi guru idaman? Karena berdasarkan pengalaman yang saya temuai dilapangan, selain memilki kemampuan di bidang  akademis, pertama guru juga harus memiliki jiwa seni dalam mengajar. Dengan demikian, para guru akan selalu berupaya menyajikan proses pengajaran yang kreatif, inovatif dan selalu berpikir divergen agar mampu menciptakan suasana baru dalam mengajar.  Dengan kegiatan yang ‘baru’ diharapkan mampu mencuri perhatian dan menstimulasi peserta didik untuk aktif belajar dalam kegiatan di kelas. Kedua memiliki kemampuan Hypnoteaching, dimana banyak sekali para pakar yang mendefinisikan arti dari hypnoteaching, definisi hypnoteaching menurut menurut buku yang saya baca adalah seni berkomunikasi dengan alam bawah sadar sang murid, sehingga menciptakan rasa damai dan menyenangkan dalam pelajaran yang kita ajarkan.

Dapat dikatakan bahwa guru yang sedah mengajar didepan kelas itu sebagai tontonan bagi peserta didik. Untuk itu,  menarik tidaknya seorang guru bergatung dari ‘pertunjukan’ yang sedang  ia buat di depan kelas.  Peserta didik akan  menilai bahwa ‘pertunjukan ‘ yang menyenangkan, menarik, dan stimulatif akan membuat mereka menjadi antusias dan senang untuk belajar.
Pada zaman dulu para wali mengajarkan atau menyebarkan agama islam dengan mementaskan pertunjukan wayang yang di dalam ceritanya memuat pesan-pesan moral, saya rasa ini masih relevan dengan metode pengajaran yang patut dicontoh. Namun zaman telah berubah,  perkembangan teknologi semakin masiv. Teknologi kian menyebar disetiap lini kehidupan manusia. Dengan demikian, fenomena ini juga berimplikasi pada sektor pendidikan salah satunya mempengaruhi cara pengajaran yang sedang kita terapkan untuk tetap koheren dengan kebutuhan zaman.

Kini kita  hidup di abad 21 dimana abad yang  jauh berbeda dengan jamannya wali songo. Kita dituntut harus adaptif sesuai dengan perkembangan zaman. Era digital ini memang mutlak harus menjadi kewajiban para guru untuk mengembangkan cara mengajar yang  lebih kreatif dan efesien. Banyaknya teknologi media memberi implikasi pada cara pengajaran yang harus di up grade oleh guru era baru ini.

Jika merujuk tulisan dari Iwan Pranoto yang berjudul Berjuang di Pendidikan 2.0 menurutnya saat ini merupakan era teknologi informasi, Internet 2.0 yang ditandai dengan keadaan saat masyarakat bukan lagi sebagai penyerap informasi pasif belaka, tetapi juga sebagai sumber informasi. Jaring sosial semacam Facebook, Twitter, YouTube, Slideshare, Wikis, dsb merupakan ilustrasi yang tepat atas esensi Internet 2.0. Berbagai situs ini sebenarnya tak menguasai informasi, tetapi penggunanya justru yang membagikan informasinya. Dengan demikian, jika di Pendidikan 1.0 siswa menyerap pengetahuan dari guru, di Pendidikan 2.0 siswa saling membagikan pengetahuannya. Dengan ketersediaan jaringan Internet, Pendidikan 2.0 ini sangat cepat menjamur dan mewabah ke seluruh penjuru dunia. Guru dan pesera didik sekarang saling mengembangkan ilmu pengetahuan.

Guru Idaman

Sangat menyenangkan bukan? jika anda menjadi guru idaman? Nah sebelum kita menyampaikan materi pelajaran, seorang guru harus mau dan mampu menyamakan frekuensi antara dirinya dengan siswa (building rapport) sehingga komunikasi dalam proses KBM menjadi lebih kondusif dan efektif. Oleh karena itu sebelum guru meminta siswa untuk membuka mindset yang berorientasi kepada prestasi, guru harus mau membuka mindsetnya terlebih dahulu, agar berorientasi kepada prestasi siswa dengan metode andragogi.

Berikut ini merupakan contoh kasus building Raport Dalam mengawali sebuah kegiatan pembelajaran, kita bisa membedakan setelah ini bagaimana perasaan kita jika kita menjadi muridnya.

Kasus 1 :
·     Guru : "Selamat pagi anak-anak, pagi ini kita awali dengan doa seperti biasa, nah anak-anak sekarang kita akan belajar bahasa inggris, seperti yang sudah kita ketahui, bahasa inggris itu sangat susah sekali ada beberapa pola kalimat yang tentunya harus kita hapal dengan susah, sampai sekarang pun bapak susah menghafalnya.
·   Siswa : "(#$@#$#@%^&%$#@)" (seketika terhipnotis dengan kata-kata siguru dan akan menjadi momok setiap ketemu b.inggris) 

 Kasus 2 :
·    Guru : (dengan sumringah dan senyum semangat) " ya! selamat pagi anak-anak!, pagi yang cerah seperti semangat kalian yang hebat, bapak menjadi lebih semangat lagi. yes?? pagi ini kita akan belajar bahasa inggris dengan cara yang sangat menyenangkan dan mudah kita pahami. oke?
·      Siswa : " yeeeessss siiir" 
·   Guru : (beri feed back) "youre great!" (seketika suasana kelas menjadi keren dan canggih)
4 Elemen yang Perlu Diperhatikan
1.    Konsentrasi
Baik guru maupun siswa harus konsentrasi dalam pengajaran. Ada banyak cara untuk mengajak siswa berkonsentrasi dan fokus kepada guru dan materi pelajaran, alah satunya dengan teknik focus attention statement. Misalnya saat proses belajar berlangsung, dan tiba-tibakipas angin di kelas mati, sudah pasti suasana kelas menjadi gaduh, akibatnya siswa kepanasan dan tidak konsentrasi.
Salah satu upaya guru yang bisa dilakukan adalah menggunakan teknik focus attention statement. Contohnya “ anak-anak biarkan saja suasananya seperti ini, anggap saja kalian sedang menonton konser Raisa, bayangkan & rasakan saja saat kalian melihat konser mereka, penuh sesah, pengap, tapi tetap asyik. Kalo kalian benar-benar “gaul”, pasti kalian pernah menonton konser dan tahu bagaimana rasanya saat menonton konser..ya seperti ini..dan biarkan kallian kini menjadi lebih fokus….kepada saya..”

2. Relaksasi
Relaksasi ini sangat diperlukan agar siswa menjadi lebih tenang dan nyaman, karena saat dalam kondisi ini, gelombang otak siswa berada pada posisi Alpha (14cps - 7 cps), kondisi dimana mereka menjadi lebih relaks dan sugestif saat menerima materi pengajaran dari guru.

Contoh kalimat yang bisa digunakan oleh guru “ Anak-anak silahkan atur duduk kamu dengan nyaman, tegakkan tulang punggung, lalu ambillah nafas yang dalam dari hidung dan buang perlahan lewat mulut, dan katakan WOW !”

3. Instalasi
Maksud dari Instalasi disini adalah komunikasi yang dilakukan guru saat memberikan materi pelajaran dan sugesti kepada siswa. Agar sugesti menjadi efektif, ada 3 hal yang harus lakukan oleh guru, yaitu :
o    Gunakan kalimat yang sederhana dan mudah diingat
o    Gunakan kalimat yang terjadi sekarang (present tense)
o    Fokus kepada tujuan, hindari negative statement.
Contohnya hindari kata :tidak, jangan, bukan, dilarang,  tapi, dll. Contoh dalam perintah “kamu jangan mencontek”
o    Intonasi 
Gunakan intonasi yang tepat saat berbicara, guru harus memahami dan memperhatikan ritme berbicara. Karena dalam ilmu komunikasi efektif, intonasi memiliki peran 38% untuk memasukkan sugesti ke alam bawah sadar siswa

4. Repetisi
Tidak jarang suasana di kelas begitu ramai dan siswa tidak fokus kepada apa yang di kelaskan oleh guru, oleh karena itu saat guru melakukan presentasi di kelas, gunakanlah repetisi. Repetisi / pengulangan ini sangat berguna untuk menembus Critical Area (CA) siswa agar mereka menjadi lebih sugestif. Sedangkan Critical Area sendiri adalah filter yang berfungsi untuk menyaring semua informasi yang masuk ke dalam otak. Dengan teknik Hypnoteaching ini diharapkan menjadi salah satu solusi agar proses KBM di kelas menjadi jauh lebih efektif

You Might Also Like

0 komentar